Back

FSP UNHAN GELAR SEMINAR BERTEMA REDEFENSI BUDAYA MASYARAKAT SOLO Di TENGAH ISU-ISU TERORISME

BOGOR- Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan menggelar acara seminar yang bertemakan “Redefenisi Budaya Masyarakat Solo di Tengah Isu-Isu Terorisme”. Seminar ini berlangsung pada Kamis, 19 Mei 2016, sekitar pukul 08.00-13.30 WIB di Auditorium Universitas Pertahanan, Kompleks International Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa-Barat.

Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, menjelaskan, keberadaan Kota Solo dan Presiden RI Ke-7, Ir Joko Widodo, tidak bisa dipisahkan. Sejarah Indonesia telah mencatat, Kota Solo telah melahirkan banyak tokoh pemimpin nasional. Kalau dilihat lebih jauh dalam sejarah Indonesia sesungguhnya, Solo tidak hanya berhasil melahirkan pemimpin nasional, namun mejadi cikal-bakal gerakan partai politik yang menghantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Haji Samanhudi tahun 1905, misalnya, mendirikan partai politik pertama di Indonesia bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Melalui Partai politik ini telah menjadi pemicu gerakan politik modern Indonesia.

Melihat fenomena Kota Solo dengan segala historis sejarahnya, maka menjadikan latar belakang Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan untuk memilih kota tersebut sebagai objek Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) tahun 2016. Melalui KKDN tersebut, Mahasiwa Fakultas Strategi Pertahanan melakukan kegiatan Pendidikan Bela Negara dan Pengabdian kepada Masyarakat di Solo. Para mahasiswa “blusukan” ke sekolah-sekolah tingkat SMA mengajarkan berbagai ilmu pendidikan, mengadakan kegiatan seminar di UNS, melakukan silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat Solo dan melakukan penelitian terkait dengan misi Program Studi masing-masing.

Kota Solo, dengan ikon kota yang ramah, demokratis, dan aman, telah dicederai dengan munculnya kejadian berupa aksi terorisme. Isu-isu teroris yang muncul di Kota Solo menimbulkan banyak pertanyaan di berbagai kalangan; di tengah-tengah budaya masyarakat Solo yang santun dan ramah tersebut, mengapa muncul isu dan kegiatan terorisme?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan mengadakan seminar dengan mengundang tokoh-tokoh nasional. Sebagai asumsi awal; masyarakat Solo sebagai masyakat yang majemuk memberi ruang setiap elemen masyarakat dalam eksperesikan diri. Pada prinsipnya dasar pemikiran tersebut memberi dampak positif terhadap perkembangan demokrasi, namun pada sisi lain juga memberikan kesempatan pada pihak-pihak lain untuk melakukan kegiatan kekerasan seperti terorisme.

Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945, Pasal 30 Ayat 2, menyebutkan, bahwa usaha pertahanan negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Usaha pertahanan negara tentu tidak bersifat statis, melainkan suatu proses terus berkesinambungan disertai tuntutan keterlibatan semua komponen bangsa dalam suatu kerangka sistem dan TNI menjadi kekuatan utama. Proses dinamis tersebut merupakan tuntutan baku dihadapkan pada dinamika perkembangan lingkungan strategis.

Maksud dari diselenggrakan seminar pertahanan ini adalah untuk melakukan diseminasi hasil KKDN Fakultas Strategi Pertahanan yang dilakukan oleh Prodi Strategi Perang Semesta, Prodi Peperangan Asimetris, Prodi Damai dan Resolusi Konflik, dan Prodi Diplomasi Pertahanan. Tujuan diselenggarakan seminar ini adalah untuk mengeksplorasi dan membedah hasil KKDN Fakultas Strategi Pertahanan.

Sasaran yang ingin dicapai dari penyelenggaraan seminar ini adalah membangun konsep dan pemahaman mengenai Bela Negara dan Terorisme di Solo, sehingga dapat ditemukan penanggulangan yang secara tepat dan efektif, berperan dalam pembangunan masyarakat secara menyeluruh melalui konsep Bela Negara.

Keynotspeek oleh KH Dr As’ad Said Ali dan moderator Kolonel Inf Dr rer pol Rodon Pedrason, MA, Narasumber dan Penanggap lainnya adalah Prof Dr Ravik Karsidi, MS (Narasumber dan Penanggap Bidang Sosial Budaya), Irjen Pol Dr Petrus R Golose (Narasumber dan Penanggap Bidang Isu-Isu Terorisme) dan Dr Dino Patti Djalal (Narasumber dan Penanggap Bidang Diplomasi Pertahanan).

Adapun Pemapar terdiri dari empat orang. Pertama adalah Kolonel Inf Dr Ahwan Ismadi dengan topik “Serangan Umum Kota Solo pada 7 Agustus 1949 Sebagai Strategi Dalam Menunjukkan Eksistensi TNI pada Dunia”. Kedua, Kolonel Caj Dr Mardi Siswoyo dengan topik “Peran Elit Politik Lokal dalam Pemberantasan Terorisme di Kota Surakarta”. Ketiga, Dr Ichsan Malik, dengan topik “Counter Violence Extremism Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Bela Negara”. Keempat, Kolonel Laut (E) Beni Rudiawan, M.Si (Han) dengan Topik “Potensi PT Sritex Sebagai Industri Pertahanan Dalam Mendukung Diplomasi Pertahanan Indonesia”.

Peserta seminar dari Prodi Strategi Perang Semesta FSP yang terdiri dari Dosen Tetap (6 orang), Kaprodi satu orang dan mahasiswa (34 Orang). Dari Prodi Peperangan Asimetris FSP dihadiri Dosen Tetap lima orang dan mahasiswa 23 orang serta Kaprodi. Prodi Damai dan Resolusi Konflik FSP dengan Dosen Tetap lima orang dan mahasiswa 29 orang serta Kaprodi. Kemudian, Prodi Diplomasi Pertahanan FSP, hadir Dosen Tetap dua orang dan mahasiswa 26 orang dengan Kaprodi satu orang. Dari Perwakilan FMP, hadir Dekan Manajemen Pertahanan, Prodi Keamanan Maritim, Prodi Ekonomi Pertahanan, Prodi Manajemen Pertahanan, Prodi Manajemen Bencana , Prodi Ketahanan Energi yang masing-masing diwakili dua orang. Undangan pejabat Unhan yakni Kapuslit LP2M, Ketua dan Ses LP3M serta Kepala Biro Akademik.

Selain itu, Universitas Pertahanan juga mengundang BNPT , PMPP, Universitas Indonesia, Universitas Pakuan, Universitas Gunadarma, Universitas Ibnu Kholdun, STIN, Universitas Bina Nusantara, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Prof Dr Moestopo, Institut Pertanian Bogor, dan Bainstranas Kemhan RI.*)

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *